Minggu, 15 Oktober 2023

Kemalasan Si Belalang yang Berujung Malang (Kisah Semut dan Belalang)

Tema/Nilai :

·        Bergotong royong dan Mandiri

jlk  Oleh : Asih Asundari, S.Pd.,Gr


            Di sebuah ladang yang subur, hiduplah sekelompok semut dan seekor belalang. Sekelompok semut ini dikenal sebagai sekelompok hewan yang sangat rajin dan selalu bekerjasama. Berbeda halnya dengan belalang. Seekor belalang ini dikenal sebagai hewan yang suka bermalas-malasan. Meskipun begitu belalang ini juga dikenal sebagai hewan yang sangat ramah dan suka sekali bernyanyi. Setiap kali berpapasan dengan sekelompok semut, belalang ini selalu menyapa. 

            Tiada hari tanpa bernyanyi. Belalang ini suka sekali menghabiskan waktunya untuk bersantai, bermain, bernyanyi sambil menari. Ditengah ladang yang subur, belalang ini seringkali menghabiskan waktunya dengan berbaring diatas rumput-rumput yang hijau nan lembut. Ia terlalu terlena dengan keindahan alam di sekitar tempat tinggalnya, sehingga ia terlalu santai menikmati hari-harinya tanpa perlu bekerja keras. Ia bahkan tidak memiliki rencana apapun untuk masa depannya.

            Hal ini tentunya berbeda sekali dengan kehidupan sekelompok semut. Sekelompok semut ini sangatlah rajin. Mereka bekerja keras setiap hari untuk mencari dan mengumpulkan makanan untuk disimpan dalam sarang mereka sebagai cadangan makanan. Sekelompok semut ini sangat kompak dalam membagi tugas pekerjaan dan selalu bergotong royong dalam mengumpulkan makanan.

            Suatu ketika saat belalang sedang asyik bersantai lewatlah segerombolan semut yang masing-masing membawa makanan melewati tempat peristirahatannya. Seperti biasa belalang selalu menyapa, namun kali ini dia terheran dan bertanya pada kelompok semut. Dia bertanya mengapa kelompok semut selalu bekerja keras setiap hari, padahal semua makanan sudah tersedia ditempat tinggalnya. Belalang mengatakan tidak perlu bekerja keras cukup bersantai saja seperti dirinya. Bahkan belalang tertawa dengan sombong sambil mengatakan bahwa tanpa bekerja pun ia masih bisa makan dan minum. Ketua dari kelompok semut menjawab dan mengatakan bahwa kelompok semut selalu bekerja keras setiap harinya karena untuk menyiapkan cadangan makanan pada musim dingin yang panjang nanti.

            Sekelompok semut tersebut juga mengingatkan si belalang agar tidak selalu bersenang-senang dan bermalas-malasan. Menyiapkan cadangan makanan untuk musim dingin yang panjang sangat penting jika dipersiapkan dari sekarang, agar persediaan makanan cukup melewati musim dingin yang panjang dan tidak perlu khawatir untuk kelaparan. Sekelompok semut juga mengajak si belalang untuk bekerja bersama-sama agar persediannya cukup untuk dirinya sendiri. Namun, si belalang tetap menolak dengan dalih musim dingin itu masih sangat lama lebih baik ia menikmati hari yang cerah dengan bernyanyi dan bersantai.

            Musim semipun berlalu. Hari demi hari lewat begitu saja. Sekelompok semut masih sama dengan rutinitasnya yang selalu bekerja keras dan saling bergotong royong. Si belalang pun masih terus terlena dengan keindahan alam beserta hasil alamnya. Ia masih saja terus bernyanyi dan menari tanpa merasa khawatir sedikitpun. Ia terus menerus bergantung pada alam dan merasa bahwa alam akan selalu menyediakannya makanan sehingga ia tak perlu bekerja keras. Sehingga berat badannya pun bertambah karena ia menghabiskan musim seminya hanya dengan makan, tidur, dan bermalas-malasan.

            Ketika musim panas tiba, sekelompok semut tetap terus bekerja keras tanpa peduli dengan sinar matahari yang menyengat. Mereka tetap mengumpulkan makanan sedikit demi sedikit. Mereka juga terus-menerus mengumpulkan ranting-ranting dan memindahkan pasir di sarangnya. Sedangkan Si belalang semakin malas saja, ia tetap belum memulai untuk bekerja. Panasnya terik matahari malah membuatnya enggan untuk beraktivitas karena membuatnya cepat merasa lelah.

            Musim semi telah berganti ke musim gugur dan Si belalang masih bermalas-malasan. Hingga tanpa terasa sampailah pada musim dingin. Ia sangat terkejut ketika angin berhembus dengan sangat kencang hingga salju mulai turun menyelimuti ladang tempat tinggal mereka. Seketika itu juga ladang hijau tempat tinggal mereka, semuanya telah berubah berwarna putih tertutup salju. Belalang merasa kedinginan, ia berlari kesana kemari berusaha mencari sisa makanan di sarangnya. Namun ia tidak menemukan sedikitpun makanan yanag tersisa. Lain halnya dengan sekelompok semut. Mereka merasa aman dan nyaman disarangnya, karena sarangnya telah mereka isi dengan pasir dan ranting-ranting yang akan menjaga mereka agar tetap hangat.

            Di sisi lain belalang terus menerus mencari makanan. Bahkan kini ia sangat kurus karena menderita kelaparan dan kedinginan. Karena sudah lelah mencari makanan dan tidak menemukan satupun untuk dimakan, ia pun teringat dengan sekelompok semut yang selalu bekerja keras membawa makanan. Akhirnya tanpa rasa malu ia mendatangi sarang kelompok semut. Betapa terkejutnya ketika ia melihat begitu banyaknya makanan dan sarang semut yang begitu nyaman. Ia mengemis dengan menitikkan air mata memohon meminta pertolongan dengan kelompok semut agar menerima dirinya untuk masuk ke dalam dan berbagi makanan dengannya.

            Ketua kelompok semut pun mengatakan bahwa apa saja yang Si belalang lakukan saat mereka semua bekerja keras mengumpulkan makanan dari musim ke musim. Si Belalang pun tertunduk lesu, ia pun kini menyadari apa yang telah ia lakukan selama ini telah merugikan dirinya sendiri. Ia terlihat sangat menyesali perbuatan dan tampak sangat pasrah dan tidak berdaya sama sekali. Awalnya ketua kelompok semut tidak ingin menolong Si belalang mengingat perbuatan malas yang dilakukannya. Namun karena merasa kasihan dan melihat Si belalang sudah menyesali perbuatannya, akhirnya kelompok semutpun berbagi makanan dan berbagi sarang dengannya. Si belalang sangat terharu atas kebaikan sekelompok semut. Ia pun berjanji mulai saat ini ia takkan lagi bermalas-malasan. Dengan penuh penyesalan ia makan sambil menangis sejadi-jadinya. Dengan kejadian tersebut belalang mendapatkan pelajaran yang sangat berharga.

            Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas ialah mengajarkan peserta didik bagaimana cara memanfaatkan waktu dan kesempatan yang mereka miliki dengan sebaik mungkin. Bermalas-malasan dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna hanya akan merugikan diri sendiri. Sikap malas yang terus menerus dilakukan menjadikan pribadi yang suka bergantung pada orang lain dan tidak bisa mandiri. Sikap rajin dan bergotong royong membuat pekerjaan menjadi lebih ringan dan lebih cepat selesai. Bekerja keras dan keluar dari zona nyaman membuat kita terlatih untuk belajar mandiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar