Minggu, 28 November 2010

"Hakekat Pendidikan"




Bertanya mengenai hakekat pendidikan adalah bertanya mengenai pendidikan itu ? Usaha utnuk memberikan jawaban terhadap apakah pendidikan itu telah memenuhi khazanah ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan / pedagogic.
Dari beberapa definisi yang muncul mengenai apakah hakekat pendidikan itu dapat dikategorikan dalam dua pendekatan yaiti pendekatan epistemologis dan pendekatan ontology atau metafisik.

Pendekatan Epistemologis diturunkan dari Pendapat seorang Filsuf bernama RenĂ© Descartes (1596-1650) yang dipandang sebagai pelopor filosofi modern. Salah satu pernyataannya yang terkenal adalah :’Cogito ergo sum”.  Dalam satu bagian dari bukunya Meditationes de Prima Philosophia (1641) , Descrates menyatakan :

Throughout my writings I have made it clear that my method imitates that of the architect. When an architect wants to build a house which is stable on ground where there is a sandy topsoil over underlying rock, or clay, or some other firm base, he begins by digging out a set of trenches from which he removes the sand, and anything resting on or mixed in with the sand, so that he can lay his foundations on firm soil. In the same way, I began by taking everything that was doubtful and throwing it out, like sand … (Replies 7, AT 7:537). 
Diambil dari http://plato.stanford.edu/entries/descartes-epistemology/

Dari uraian tersebut dapat dilihat dasar pemikiran Descrates untk menghilangkan keraguan untuk mendapatkan kebenaran. Didalam pendekatan epistemologis yang menjadi masalah ialah akar/kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut berusaha mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Didalam usaha tersebut dikaji mengenai peranan pendidikan dan kemungkinan-kemungkinan pendidikan.


Dari sudut pandang ini :
  1. Pendidikan dilihat sebagai suatu proses yang inheren dalam konsep manusia artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan.
  2. Proses pendidikan berkenaan  objek dari proses tersebut ialah peserta-didik. Tingkah laku proses pendewasaan peserta-didik merupakan objek dari ilmu pendidikan.
  3. Selanjutnya ada pula yang melihat hakekat pendidikan di dalam adanya pola struktur hubungan antara subyek dan obyek yaitu antara pendidik dan peserta didik.
Kelemahan pendekatan epistemologis mengenai hakekat pendidikan terletak pada lahirnya atau perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.

Pendekatan Ontologi/metafisik menekankan pada hakekat keberadaan pendidikan itu sendiri. Keberadaan pendidikan tidak terlepas dari keberadaan manusia. Dalam pendekatan ini keberadaan peserta didik dan pendidik terlepas dari makna keberadaan manusia itu sendiri. Pendekatan ini didasari pada tulisan seorang filsuf ahli Metafisik Aristoteles dalam bukunya Metaphysics.

"Since we are seeking this knowledge, we must inquire of what kind are the causes and the principles, the knowledge of which is Wisdom. If one were to take the notions we have about the wise man, this might perhaps make the answer more evident. We suppose first, then, that the wise man knows all things, as far as possible, although he has not knowledge of each of them in detail; secondly, that he who can learn things that are difficult, and not easy for man to know, is wise (sense-perception is common to all, and therefore easy and no mark of Wisdom); again, that he who is more exact and more capable of teaching the causes is wiser, in every branch of knowledge; and that of the sciences, also, that which is desirable on its own account and for the sake of knowing it is more of the nature of Wisdom than that which is desirable on account of its results, and the superior
science is more of the nature of Wisdom than the ancillary; for the wise man must not be ordered but must order, and he must not obey another, but the less wise must obey him. 
( darihttp://classics.mit.edu//Aristotle/metaphysics.html )

Kedua jenis pendekatan mengenai hakekat pendidikan  baik pendekatan ontologis maupun pendekatan metafisik keduanya mempunyai kebenaran masing-masing. Ilmu pendidikan sebagai ilmu tentunya mempunyai objek, metodologi serta analisis proses pendidikan itu. Namun demikian objek ilmu pendidikan atau subjek ilmu pendidikan adalah anak manusia  sehingga tidak terlepas dari pertanyaan mengenai hakikat manusia.

Pendekatan-pendekatan mengenai hakekat pendidikan  telah melahirkan berbagai jenis teori mengenai apakah sebenarnya pendidikan itu. Untuk menelusuri berbagai teori tersebut perlu kita sepakati, seperti yang telah diuraikan tadibahwa pendidikan itu bukan hanya suatu kata benda (noun) tetapi juga merupakan suatu proses atau kata kerja (verb). Pengertian bahwa pendidikan merupakan suatu sekaligus hasil (noun) dan suatu proses (verb) adalah penting sekali untuk mengerti hakekat pendidikan tersebut.

Berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :
  1. Pendekatan reduksionisme
  2. Pendekatan holistic integrative
Pengelompokan ini tidak bersifat hitam-putih tetapi sekedar menekankan garis besar dari teri-teori tersebut dan saling berdekatan, mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itu, berbagai teori tersebut mempunyai kesamaan di dalam memberikan jawaban terhadap hakikat pendidikan ialah bahwa pendidikan tidak dapat dikucilkan dari proses pemanusiaan. Tidak ada suatu masyarakatpun yang dapat eksis tanpa pendidikan.

Published By : Asih Asundari