Minggu, 15 Oktober 2023

P5 ADA DIMANA-MANA ???

Disclaimer : Hanya sebuah opini, tanpa disadari bahwa proses pengajaran dan pendidikan di Indonesia hakikatnya sudah ada P5 dari dulu. Sejatinya pembelajaran karakter profil Pancasila ada di setiap pembelajaran. Sekarang dengan gencarnya pendidikan karakter, pemerintah sudah sangat baik mengimplementasikan dan mengemasnya kembali dalam Kurikulum Merdeka. Hadir dalam bentuk projek penguatan yang dilandasi modul agar terlihat aksi nyata yang lebih terukur, P5 diharapkan dapat menjawab semua tantangan permasalahan pendidikan di era digital.  

                                                            Oleh : Asih Asundari, S.Pd.,Gr

Unit Kerja SDN 13 Singkawang

Tantangan dunia di abad 21 telah membawa kita berada dalam era digital. Jaman dimana perkembangan teknologi sudah semakin pesat dan menuntut guru untuk segera melek informasi dan digital. Informasi apapun kini sangat mudah sekali untuk diakses bahkan hanya dalam satu sentuhan jari dan oleh siapa saja. Bahkan jauh sebelum jaman era digital ini hadir Rasulullah SAW sudah bersabda :”Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan di zamanmu”(H.R. Ali Bin Abi Thalib). Ini dimaksudkan agar guru selaku pendidik dapat selalu mengikuti perkembangan zaman dengan menguasai teknologi dalam pembelajaran di era digital. Oleh karena itu, lahir dan tumbuh berkembang di era digital seperti sekarang mengharuskan kita untuk mau tidak mau, bisa atau tidak bisa, mewajibkan seorang guru untuk memiliki kecapakan teknologi yang memadai. Guru sebagai ujung tombak peradaban dalam dunia pendidikan tentu sudah seyogyanya harus dapat melek informasi dan digital. Karena kehadiran seorang guru dibagian terdepan berperan penting sebagai perisai ahklak dan perilaku peserta didik dalam mengelola informasi dan teknologi yang kini berada dalam genggamannya. Dengan perisai tersebut menjadikan anak didik kita tidak mudah terjerumus oleh hal-hal negatif dan dikendalikan oleh perkembangan zaman, justru anak didik kitalah yang mengendalikan perkembangan zaman dengan hal-hal yang positif. Lantas, sudahkah kita benar-benar memasuki pembelajaran era digital? Dan apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk memasuki pembelajaran era digital tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan dan menghadapi tantangan di era digital, pemerintah sudah memberikan solusi dengan menggalakkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan kurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.

Dalam kesempatan ini saya akan berbagi praktik baik mengenai penerapan aspek Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran yang sudah pernah saya lakukan. Walaupun di sekolah tempat saya bertugas yakni SDN 13 Singkawang belum menerapkan kurikulum merdeka, tapi saya sudah mempersiapkan diri belajar secara mandiri melalui platform merdeka mengajar (PMM) dengan mencoba mengimplementasikannya ke dalam kurikulum 2013 yang masih kami jalankan. Berikut ini adalah beberapa projek penguatan profil pelajar Pancasila yang saya kategorikan berdasarkan dimensi profil pelajar Pancasila.

1.    Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa & Berakhlak mulia.

Projek yang saya terapkan dikelas dalam rangka bertujuan untuk menguatkan konsep keimanan, ketakwaan peserta didik kepada Tuhan YME serta menanamkan nilai-nilai karakter pancasila yang berakhlak mulia ialah dengan melakukan pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, melaksanakan sholat dhuha dan sholat zuhur rutin berjamaah dengan absensi kehadiran, pembacaan surah yasin setiap pagi jumat sebelum senam pagi, serta hafalan surah-surah pendek menggunakan buku saku bagi peserta didik kelas 4 C yang saya bimbing. Kegiatan ini sudah berlangsung semenjak awal bulan juli 2022 semester 1 tahun ajaran 2022/2023. Projek pada dimensi ini tidak hanya bergerak dalam bidang keagamaan melainkan juga bidang kedisiplinan lainnya seperti program piket kebersihan. Selain piket kelas, saya juga mewajibkan peserta didik untuk piket membersihkan WC serta halaman depan dan belakang kelas. Saya selaku koordinator yang ditunjuk Kepala Sekolah untuk membuat jadwal piket WC untuk seluruh peserta didik SDN 13. Untuk jadwal piket ini saya juga mempunyai absensi kehadiran jadi bagi peserta didik yang tidak mengerjakan tetap diberikan sanksi, dengan begitu peserta didik diharapkan belajar bertanggung jawab sejak dini dengan tugas-tugas yang diberikan.


2.    Berkebhinekaan Global

Dalam rangka mewujudkan peserta didik yang berbudaya, meningkatkan komunikasi interkultural, menjungjung rasa toleransi antar umat beragama, budaya serta suku yang berbeda-beda, saya melakukan beberapa upaya salah satunya ialah dengan memasang poster yang bertemakan Bhineka Tunggal Ika di dalam kelas. Berharap dengan poster yang saya tempel didinding kelas dapat meningkatkan kecakapan literasi peserta didik. Bahwasannya dengan melihat dan membaca poster tersebut peserta didik dapat mengerti makna yang terkandung didalamnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sejatinya peran peserta didik sebagai manusia pancasila adalah saling menghormati perbedaan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain itu projek yang pernah saya lakukan ialah meminta peserta didik menggambar dan mewarnai dengan tema Bhinneka Tunggal Ika, menggambar dan mewarnai rumah adat suku-suku di Indonesia, makan siang bersama di kelas serta kegiatan makan rujak bersama guru dan peserta didik. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki, menghormati, dan mengenal kebudayaan daerah lainnya, serta meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan yang terjalin antar peserta didik dan guru saat berbagi makanan saat makan siang bersama.


3.    Bergotong Royong

Peserta didik yang memiliki dimensi bergotong royong artinya peserta didik yang mampu berkolaborasi dengan orang lain, menjalin kerjasama yang baik, cakap berkomunikasi, memiliki rasa kepedulian dan tanggap terhadap situasi dan lingkungan, serta mempunyai rasa berbagi. Projek yang sudah saya lakukan dalam upaya mewujudkan sikap gotong royong pada setiap peserta didik adalah membagi mereka dalam tugas kelompok pada pembelajaran di kelas.


Salah satunya adalah praktikum pembelajaran matematika dalam materi pembelajaran segi banyak. Dalam kegiatan tersebut peserta didik bekerjasama memecahkan persoalan dalam menemukan bangun segi banyak dari beberapa stik ice cream. Mereka belajar mengaitkan konsep matematika yang telah dipelajari dan menggunakannya dalam memecahkan persoalan dalam LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Dengan pembelajaran kelompok peserta didik diharapkan bisa bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik, serta bisa saling berbagi pengetahuan dan ide dalam memecahkan masalah. Dengan terus berusaha menerapkan P5 dalam pembelajaran maka tujuan pembelajaran dapat diraih sekaligus memberikan penguatan profil pelajar Pancasila kepada peserta didik.

4.    Mandiri

Kemampuan peserta didik yang dapat dikembangkan pada dimensi mandiri ialah mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasi, mengenali kekuatan serta keterbatasan dirinya, bertanggung jawab atas proses dan hasil, mempunyai inisiatif mampu bekerja secara mandiri dan tidak mudah bergantung pada orang lain, serta memiliki rasa percaya diri dan adaptif. Projek yang saya lakukan dalam rangka mewujudkan peserta didik yang berdimensi mandiri adalah pembuatan telur asin.


Projek ini dipilih dengan mempertimbangkan kearifan lokal dari beberapa orang tua/wali peserta didik yang memelihara bebek. Peserta didik dilibatkan mulai dari mencari telur bebek, mengolah hingga mengemas dan memasarkannya. Saya mengajarkan kepada peserta didik bahwa kita tidak selamanya berperan sebagai konsumen, melainkan juga bisa berperan sebagai produsen dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar kita. Kita harus bisa mandiri secara ekonomi dengan belajar berwirausaha. Saya sebagai guru memfalisitasi bagaimana cara mengolah telur bebek menjadi telur asin, dan mengemasnya dengan bagus dan rapi sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan projek ini peserta didik bertanggungjawab mulai dari proses hingga hasilnya. Sehingga sebagian dari telur asin yang diproduksi bisa dijual dan dimakan bersama di dalam kelas.

5.    Bernalar Kritis

Seorang peserta didik dikatakan memiliki dimensi bernalar kritis artinya peserta didik tersebut mampu memproses informasi dan mengevaluasinya hingga menghasilkan keputusan atau solusi yang tepat dari berbagai persoalan yang dihadapinya. Peserta didik mampu menyaring informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Projek yang saya lakukan bersama peserta didik adalah praktikum uji coba tanaman dengan memberikan perlakukan beberapa tetes pewarna pada tanaman yang masing-masing dibawa oleh peserta didik. Tujuan pembelajaran pada projek ini ialah mengamati fungsi batang tanaman dan membuat kesimpulan. Projek ini dilakukan oleh masing-masing peserta didik pada gelas yang telah diberi nama. Dengan projek ini diharapkan dapat melatih kemampuan bernalar kritis dalam menyusun kesimpulan tentang fungsi batang tanaman dengan mengamati hasil percobaan yang mereka lakukan.


6.    Kreatif

Peserta didik yang berdimensi kreatif artinya peserta didik mampu memodifikasi dan menghasilkan suatu karya yang orisinil, bermakna, bermanfaat, dan mencari alternatif solusi dari permasalahan yang dihadapi. Kegiatan yang pernah saya lakukan dalam membimbing peserta didik hingga menghasilkan sebuah karya adalah praktikum membuat kincir angin dan karya kolase serta mozaik. Praktikum pembuatan kincir angin ini selaras dengan pembelajaran tematik dalam materi pembangkit listrik tenaga angin/bayu. Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar langsung dalam membuat kincir angin dan mempraktekan hasil karyanya.


Selanjutnya praktikum pembuatan karya kolase dan mozaik yang merupakan salah satu pembelajaran dari SBDP. Peserta didik membuat kolase ataupun mozaik langsung dalam kelas berdasarkan bahan yang mereka pilih yang terdapat di rumah mereka. Ada yang membawa biji-bijian, daun kering maupun kertas origami yang di lem dan disusun di atas media gambar yang sudah berpola. Peserta didik yang berperan dari awal hingga akhir. Peserta didik yang berperan aktif menentukan sendiri gambar apa yang hendak mereka buat, membuat pola serta memilih bahan yang sesuai dengan keinginan mereka.

Dalam upaya membentengi prilaku peserta didik dalam menghadapi perkembangan teknologi di era digital, sudah sepantasnya guru sebagai ujung tombak peradaban memfasilitasi peserta didik dengan terus berupaya menumbuhkan profil pelajar Pancasila ini. Profil pelajar Pancasila ini tidak hanya diajarkan dalam muatan pelajaran PPKN saja melainkan terintegrasi pada semua muatan pelajaran. Demi mewujudkan profil pelajar Pancasila ini dibutuhkan seorang guru yang adekuat. Guru yang mampu menghadapi segala tantangan zaman dan selalu berupaya berinovasi dalam menciptakan pembelajaran yang terintegrasi dengan dimensi profil pelajar Pancasila. Tentunya pembelajaran yang terintegrasi dengan dimensi profil pelajar Pancasila tidak hanya diberikan dalam sekali pembelajaran saja, melainkan secara konsisten agar melekat dalam keseharian peserta didik.

Dengan tumbuhnya sikap profil pelajar Pancasila dalam diri peserta didik, maka seorang peserta didik sudah dapat mengenali identitas dirinya dan mempunyai jati diri yang kuat. Sehingga mereka dapat menyaring segala informasi dan teknologi yang masuk tanpa terpengaruh oleh budaya asing.

Wahai guru Indonesia, marilah kita tingkatkan kecapakan teknologi di era digital untuk dapat menyesuaikan dan masuk dalam perkembangan zaman peserta didik kita dengan terus menerus mengintegrasikan P5 dalam pembelajaran di kelas. Untuk tahun depan semoga sekolah kami sudah bisa menjalankan P5 sesuai modul. (Tulisan lama baru posting hehehe )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar